Berjalan Menuju Pikiran yang Lebih Tajam? 3.000 Langkah Mungkin Menjadi Kuncinya

0
19

Olahraga teratur telah lama disebut-sebut bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Meskipun dampaknya terhadap penyakit kardiovaskular sudah diketahui secara pasti, hubungan antara aktivitas fisik dan penurunan kognitif, khususnya yang berkaitan dengan penyakit Alzheimer, masih belum jelas. Sebuah studi baru yang diterbitkan di Neurology menunjukkan adanya hubungan yang menjanjikan: berjalan kaki hanya 3.000 langkah sehari dapat membantu orang lanjut usia memperlambat perkembangan perubahan otak terkait Alzheimer.

Ini bukan sekedar artikel “berjalan untuk kesehatan”; para peneliti berusaha untuk melampaui studi korelasional di mana individu mengingat tingkat aktivitas mereka. Kali ini, dengan menggunakan data obyektif dari pelacak langkah yang dipakai oleh 296 individu yang sehat secara kognitif berusia 50 hingga 90 tahun, mereka dapat mengukur secara langsung langkah-langkah harian yang diambil. Peserta juga menjalani pencitraan otak pada awal penelitian dan secara berkala selama beberapa tahun (mulai dari tiga hingga empat belas tahun) untuk memantau kadar protein beta-amiloid dan tau – gumpalan protein ini dianggap sebagai ciri khas penyakit Alzheimer. Tes kognitif yang menilai memori dan kecepatan pemrosesan dilakukan setiap tahun.

Para peneliti memasukkan data komprehensif ini ke dalam model statistik, memungkinkan mereka menganalisis hubungan antara jumlah langkah, perubahan protein otak, dan penurunan kognitif. Mereka menemukan bahwa individu dengan tingkat beta-amiloid yang lebih tinggi dari rata-rata pada awalnya mengalami perlambatan signifikan dalam akumulasi tau ketika mereka berjalan 3.000 hingga 5.000 langkah setiap hari.

Yang terpenting, pengurangan penumpukan tau ini berkorelasi dengan tingkat penurunan kognitif yang hampir 40% lebih lambat selama periode tindak lanjut rata-rata sembilan tahun dibandingkan dengan mereka yang melakukan kurang dari 3.000 langkah (didefinisikan sebagai tidak aktif). Berjalan antara 5.000 dan 7.500 langkah per hari dikaitkan dengan manfaat lebih lanjut, dengan tingkat penurunan kognitif 54% lebih lambat. Namun, melebihi 7.500 langkah tidak memberikan manfaat tambahan – menunjukkan kisaran optimal untuk manfaat kognitif.

Penelitian ini tidak secara pasti membuktikan bahwa berjalan kaki secara langsung menyebabkan perubahan yang bermanfaat ini; faktor gaya hidup lain mungkin berperan. Para peneliti mengakui adanya keterbatasan termasuk kurangnya data mengenai diagnosis Alzheimer selama masa tindak lanjut dan kemungkinan bahwa kondisi yang sudah ada sebelumnya dapat mempengaruhi tingkat aktivitas dan penurunan kognitif.

Meskipun ada peringatan, temuan ini memberikan bukti kuat untuk mendukung penggabungan aktivitas fisik secara teratur, khususnya berjalan kaki, ke dalam strategi penuaan yang sehat. Charles Marshall di Queen Mary University of London menekankan bahwa meskipun menentukan sasaran jumlah langkah yang tepat tidaklah sepenting gerakan yang konsisten, “Gagasan untuk melakukan sesuatu secara teratur – bahkan olahraga intensitas rendah – dan tidak terpaku pada jumlah langkah yang tinggi dapat bermanfaat.”

Penelitian lebih lanjut dengan desain eksperimental yang lebih ketat pasti diperlukan untuk memperkuat hubungan sebab akibat antara berjalan kaki dan kesehatan kognitif. Meski demikian, penelitian ini menggarisbawahi bahwa tindakan sederhana seperti bangun dan bergerak dapat berdampak besar bagi kesehatan otak di kemudian hari.

Попередня статтяMekanisme yang Sangat Rumit di Balik Pukulan Pelatuk
Наступна статтяMembuka Rahasia Gurun: Bagaimana Satu Tanaman Memegang Kunci Tanaman Tahan Panas