NASA Konfirmasi Komet Antarbintang 3I/ATLAS Bukan Teknologi Alien

0
6

Para astronom telah melacak komet antarbintang 3I/ATLAS sejak penemuannya pada bulan Juli, menjadikannya objek ketiga yang dikonfirmasi berasal dari sistem bintang lain. Kegembiraan awal, sebagian dipicu oleh spekulasi dan rumor online selama penutupan pemerintahan AS baru-baru ini, menunjukkan bahwa komet tersebut mungkin buatan. Namun, NASA mengadakan pengarahan minggu lalu untuk menghilangkan teori-teori ini dan menyajikan pengamatan konkret yang dikumpulkan dari lebih dari 20 misi di tata surya: 3I/ATLAS adalah komet yang terbentuk secara alami, bukan pesawat luar angkasa asing.

Asal Usul dan Lintasan Komet

Ditemukan oleh teleskop ATLAS yang didanai NASA di Chili, 3I/ATLAS menghadirkan peluang unik untuk mempelajari materi dari sistem bintang lain. Para ilmuwan percaya bahwa komet tersebut berasal dari sistem planet yang jauh lebih tua dari sistem planet kita, sehingga memberikan gambaran sekilas tentang sejarah kosmik sebelum terbentuknya Bumi dan Matahari. Objek tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi, dan tetap berada pada jarak aman 170 juta mil selama pendekatan terdekatnya.

Upaya Observasi Kolaboratif

Karena 3I/ATLAS muncul di sisi terjauh Matahari dari Bumi, pengamatan di darat menjadi sulit dilakukan. NASA mengoordinasikan kampanye skala besar, memanfaatkan pesawat ruang angkasa di orbit Bumi, di sekitar Mars, dan sekitarnya. Pendekatan ini memungkinkan para ilmuwan mengumpulkan kumpulan data yang komprehensif, membandingkan pengamatan seperti menonton pertandingan bisbol dari beberapa kursi stadion.

  • Mars Reconnaissance Orbiter menangkap gambar koma debu dan es komet dari jarak 90 juta mil.
  • MAVEN mendeteksi gas hidrogen yang dilepaskan dengan menguapkan air es melalui sensor ultraviolet.
  • Misi Psyche dan Lucy menyumbangkan data lebih lanjut, merekonstruksi struktur 3D komet.
  • Bahkan observatorium SOHO mendeteksi benda samar tersebut meskipun sudah diperkirakan sebelumnya.

Petunjuk Kimia dari Sistem yang Jauh

Pengamatan Teleskop Luar Angkasa Hubble mempersempit ukuran komet menjadi diameter antara 1.400 kaki dan 3,5 mil. Teleskop Luar Angkasa James Webb memberikan pandangan inframerah pertama pada objek antarbintang sejak diluncurkan, mengungkapkan rasio karbon dioksida terhadap air es yang luar biasa tinggi dibandingkan dengan komet di tata surya kita.

Kehadiran lebih banyak karbon dioksida dari biasanya menunjukkan bahwa 3I/ATLAS terbentuk di lingkungan radiasi yang lebih keras di sekitar bintang yang lebih tua. Selain itu, para ilmuwan mengamati konsentrasi nikel yang lebih tinggi dibandingkan besi dalam komposisi komet, serta ukuran dan perilaku butiran debu yang tidak lazim. Debu tersebut awalnya tertiup ke arah matahari sebelum didorong kembali oleh radiasi matahari, suatu urutan yang tidak biasa dibandingkan dengan komet lokal.

Implikasinya terhadap Pemahaman Sistem Planet

Analisis 3I/ATLAS menawarkan wawasan yang sangat berharga mengenai pembentukan dan evolusi sistem planet di luar sistem planet kita. Ciri kimia dan sifat fisik komet yang unik memberikan gambaran kondisi sistem bintang yang jauh dan lebih tua, sehingga membantu para ilmuwan menyempurnakan pemahaman mereka tentang sejarah kosmik.

“Ini adalah jendela baru menuju susunan dan sejarah tata surya lainnya,” kata Tom Statler, ilmuwan utama NASA untuk benda-benda kecil.

Studi 3I/ATLAS yang sedang berlangsung memberikan contoh proses ilmiah dalam tindakan, memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru dan mendorong batas-batas pengetahuan kita tentang alam semesta.

Попередня статтяPenawaran Laptop Black Friday untuk Astronomi dan Karya Kreatif